Sore ini aku mendapat kuliah Agama, pertama aku pikir bakalan membosankan...dengan segala hal nya dan perkataannya yang terlalu berlebih kadang dan tidak realitis. Namun, aku mendapatkan 180 derajat pengalaman yang berbeda, pelajaran ini sangat asyik dan menurut aku pribadi menyentuh dan membangun.
pelajaran kali ini mengangkat perihal Wahyu dan Iman. Yang menarik di sini ketika dosen itu mengambil pengalaman pribadinya sebagai contoh penghayatan dan perwujudan sebuah wahyu. Di ceritakan bahwa dahulu dia memiliki seorang anak yang terkena leukimia, dan sebagian besar hidup mereka di habiskan di rumah sakit selama 6th bersama. Namun, di dalam penderitaannya si anak tetap dapat tersenyum dan bersyukur menghadapi penyakit itu sebelum akhirnya dia berpulang. Sebelum dia berpulang itu pun, di katakannya oleh dosenku bahwa anaknya telah capek di rawat dan dia hanya ingin di doakan. Pada detik-detik itu mereka berdoa bersama, dan hebatnya anak itu seperti terpulihkan seketika sehingga ia dapat melakukan pembersihan diri sebelum akhirnya ia koma dan di bawa ke ICU dan ia berpamitan untuk yang terakhir kalinya sambil mengucap doa syukur dan bimbingannya bersama sang ayah.
massa- massa sebelum anak itu berpulang pun ia dengan lugu dan kerendahan hatinya selalu mendewasakan iman ayahnya dan sekitarnya.
Dalam cerita ini kita di ajak untuk berserah dan bersyukur, seberapa seringkah kita bersikap menerima dan mensyukuri apa yang kita miliki??
sering kita tidak pernah terpuaskan akan apa yang kita capai, dan sering kita marah kepada Tuhan kita karena kita sering tidak di kabulkan permintaannya, dan sering pula kita berkonflik dengan sesama kita. apakah hal - hal ini yang kita cari dan ingin kita tinggalkan di dunia ini??
seberapa kenalkah kita dengan TUhan dan sesama kita, dan seberapa dalam kita menerima mereka sebagai bagian dari kita??
Selasa, 03 Februari 2009
wahyu
Diposting oleh ruippucino di 00.53
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar