CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Rabu, 03 September 2008

between words

Hari ini aku mengikuti kuliah etika profesi dan tata suara. Dalam dua kuliah ini aku mendapatkan suatu pemahaman baru akan arti dari berbohong, lewat mata kuliah etika profesi yang menjelaskan pada intinya berbohong itu tidaklah dosa. Karena berbohong bersifat untuk melindungi seseorang dari sesuatu yang akan memberi dampak negatif. Sedang yang sebenarnya akan mengakibatkan dosa adalah menipu, karena di sini menipu itu sendiri biasanya bersifat untuk merugikan pihak lain. So pada intinya ketika aku mulai merenungkan sebenarnya apa yang ada di dalam suatu perumusan 10 perintah Allah pada agama christian, ketika hal tersebut di hubungkan kedalamnya maka yang mengakibatkan dosa bukanlah kebohongan melainkan penipuan. Hal ini telah menjadi salah tafsiran untuk selama ini, sehingga banyak pihak merasa bingung antara batasan di dalam kebohongan yang bersifat dosa atau tidak. Karena seperti ketika seorang ibu ingin melindungi anaknya yang sedang sakit pada saat si anak menginginkan suatu yang dapat meningkatkan kesakitannya maka si ibu mau tidak mau dan sadar atau tidak sadar sekalipun akan melakukan suatu kebohongan, dan sekali lagi apakah ini dosa?

Ketika kita kembali lagi, kita akan menemukan bahwa ada beberapa terjemahan di dalam bahasa kita yang tidak sesuai dengan maksud aslinya, sebagai contoh pada kasus di kuliah tata suara dimana dosen mengatakan bahwa kata noise di dalam bahasa aslinya tidak memiliki arti ke dalam bahasa kita, di mana noise itu sendiri sebenarnya berarti suatu suara yang tidak di kehendaki ( dan hal ini bersifat subyektif ) sedangkan berisik itu sendiri ( terjemahan dari kata noise selama ini ) berarti bahwa suatu tingkatan suara yang sangat gaduh ketika di dengar atau di tangkap oleh telinga kita.

Kesalahan tafsir yang ke tiga terjadi pada pengucapan kata Tuhan, menurut sumber yang telah saya dapatkan sebenarnya kata Tuhan berasal dari kata Tuan. Namun, di karenakan saudara-saudara kita di wilayah timur yang kurang dapat mengeja kata tersebut sehingga oleh kita terdengar seperti Tuhan. Di dalam kitab suci umat christian sendiri yang masih menggunakan bahasa inggris atau aslinya, mereka menyebutkan bahwa Jesus is son of God. Jadi terjelaskan sudah bahwa yang di maksud sebenarnya Tuhan itu adalah sebutan bagi yang di muliakan, alias Tuan Jesus. Dan tuan alias Tuhan itu berbeda dengan Allah namun merupakan satu kesatuan yang utuh, karena Allah itu satu sedang Tuhan merupakan rupa Allah. Tuhan selama ini di kenal oleh tiap agama yang ada dengan sebutannya masing-masing. Namun, semua itu tidaklah salah karena tiap individu mempunyai hak atas sebutan yang akan mereka gunakan, namun dalam hal ini yang ingin saya bagikan adalah apapun agama dan kepercayaan yang kita anut sebenarnya kita semua berpatok kepada satu Allah, dan oleh karena itu kita semua merupakan sebuah kesatuan persaudaraan.

0 komentar: